Sabtu, 16 Mei 2009

MARKETING IN CRISIS

RESENSI BUKU
Bukan hanya Tahan hadapi krisis, Tapi Dapatkan ”Manfaat &Peluang”Marketing In Crisis
Karya : Rhenald Kasali
Judul : Marketing in Crisis
Terbitan : Gramedia pustaka utama
Tebal : 206 Halaman


Dunia Automotive adalah salah satu sector yang terkena efek krisi global yang serius, sampai sampai dari big three GM, Daimler C, Ford bahkan Toyota mendeklarasikan kesulitan keuangan & kerugian mereka.

Dimanapun krisis akan menghajar sisi revenue dari perusahaan, dan faktor penting dari revenue adalah kreatifitas dan aktifitas pemasaran. Bila perusahaan gagal di dalam pemasaran maka ini akan menggerogoti semua bagian lainnya.

Pengalaman Rhenald Kasali dalam beberapa perusahaan nasional dari berbagai krisis menunjukkan pentingnya sebuah therapy untuk memanfaatkan krisis dalam membangun kejayaan baru. Buku ini sepertinya adalah sharing pengalaman , pengetahuan dan teknik teknik marketing terapy yang layak untuk kita baca, uraiannya lugas namun untuk yang bukan orang marketing mesti buka kamus sesekali untuk memahami uraiannya.

Sisi gelap dari krisis telah membuat banyak perusahaan “tiarap” dengan melakukan pengurangan barang jadi, memangkas biaya, efisiensi, rasionalisasi dan efek samping krisis lainnya. Dalam bukunya Rhenald kasali mengurai dengan sangat baik, untuk memudahkan memahami kondisi krisis dengan urutan pemahaman yang enak dicerna.

Penekanan Kasali kali ini adalah bahwa dalam krisis ini yang perlu anda takuti bukanlah krisis keuangan global itu sendiri melainkan pikiran pikiran bahwa krisis itu akan melanda anda dan melemahkan marketing atau penjualan produk kita.
Karenanya Hadapi dan berlatihlah melawan krisis dan dapatkan manfaatnnya

Di balik awan ada matahari, dan di balik krisis yang ada ada banyak peluang untuk mengambil manfaat dari nya. Di saat banyak order, tidak banyak yang concern terhadap kualitas dan efesiensi lebih dari saat saat seperti ini, seakan tak ada waktu untuk evaluasi. Maka momentum seperti ini harus di sikapi dengan memperbaiki semua lini, hingga makin mantap berkompetisi dengan semua kompetitor di pangsa dalam negeri maupun untuk pasar eksport.

Walaupun mendapatkan situasi pasar tidak semudah kala semua berjalan normal dan ekonomi dunia bergairah kita tidak boleh patah arang & ada hal yang tak kalah penting yakni “marketing therapy” yaitu terapi untuk system pemasaran agar tim pemasaran memiliki keyakinan bukan untuk survive di tengah kompetisi melainkan untuk menciptakan pasar baru sehingga perusahaan bisa tetap tumbuh bahkan di masa krisis.

Dengan lugas Kasali menjelaskan hukum marketing di saat krisis bahwa ketika alam berubah hukum yang menyertainya pun harus di temukan kembali. Dan cara melihatnya di tandai dengan (i) toleransi pada hal hal paradoks/merendahkan, (ii) mengendurkan batas-batas ketidak leluasaan (iii) memberi ruang pada fleksibilitas (iv) perlunya mendrive perubahan secara terus menerus.

Konsep ini dalam kacamata Kasali akan membawa pada beberapa model pemasaran disaat krisis yang terdiri dari enam pendekatan, yaitu

Down Shifting, dimana di masa krisis konsumen telah berpindah dan beralih pada kelompok baru. Maka sudahkah anda melihatnya?
Downcosting, pengusaha selalu mencari alternative pembiayaan, mecari harga yang murah. Demikiankah untuk usaha anda?
Speedmarketing, mengembangkan cara baru agar lebih simple dan bekerja berorientasi pada kecepatan.
Positive marketing, upaya pemasaran untuk mendorong perilaku positif
Alighnment, startegi persatuan untuk memenangkan persaingan.
Empowering institution, menggerakkan simpul simpul intuisi untuk mengganti simpul logic yang telah menjadi kebiasaan (habit) dalam pemasaran.

Kalau bukan karena krisis tidak ada yang turun, tidak ada yang berubah, atau bergeser.
Ada masa bersenang senang & tak perduli, Ada masa kelabu dan bertafakur merenungi kembali arti kehidupan dan kesederhanaan.

Krisis bukanlah bencana atau keadaan darurat atau menjelang hancur dan mati, atau bayangan kegagalan yang terus mengikuti. Tapi krisis adalah turning point atau titik belok yang pada titik belok itulah kita harus ambil keputusan dan pilihan (a deciding event) sebab keputusan yang kita ambil akan menentukan dimana kita bermuara, keatas atau kebawah.


Resensi oleh : Ervan latuhari